Dari kitab MUROTTALQURA'N
Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang membaca Al Quran,
mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada
hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan
dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya
bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: "kerana kamu berdua
memerintahkan anak kamu untuk mempelajari Al Quran".
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya
malam dan siang ada tanda-tanda bagi orang yang berakal. Iaitu orang-orang yang
mengingat Allah dalam keadaan berdiri atau
duduk atau berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi sambil berkata: Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka'' (Ali 'Imran: 190-191).
Rasullullah s.a.w bersabda: "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang
yang membaca ini dan tidak memikir dan merenungkan kandungan ertinya"
"Maka mengapakah mereka tidak mau mentadabburi al-Qur'an? Apakah
kerana hati mereka terkunci mati?" (QS 47:24)
"Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman.".(Al-Israa':82)
"Dan apabila dibacakan Al quran, maka dengarkanlah baik-baik,
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat".(QS.
7:204)
Dari Umar bin al Khatthab ra, (Riwayat Muslim). bahwa Nabi Muhammad
saw. bersabda
"Sesungguhnya Allah mengangkat (martabat) sebagian orang dan
merendahkan sebahagian lainnya dengan sebab Al Qur'an."
Bukhari meriwayatkan dalam kitab sahihnya dari Uthman r.a. bahawa Nabi
Muhammad Saw bersabda:
"Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Quran dan
mengajarkannya".
Dari kitab Mafaatiihu Li at-Ta’ammuli ma’al-Qur’an
"Maka mengapakah mereka tidak mau mentadabburi al-Qur'an? Apakah
kerana hati mereka terkunci mati?" (QS 47:24)
Ada beberapa tahap agar kita mampu untuk memahami dan mampu
berinteraksi dengan Al-Quran.
Memperhatikan adab tilawah.
Membaca satu surat, satu
juz, atau satu ruku’ dengan perlahan- lahan, khusyu’, tadabbur dan penuh
penghayatan. Tidak mementingkan target dalam satu hari harus selesai satu
surat, satu juz atau beberapa lembar.
Memperhatikan dan merenungi
satu ayat, diperdalam untuk mendapatkan erti yang terkandung dalam ayat
tersebut, dengan cara dibaca dengan penuh perasaan dan penghayatan,
mendengarkan dari bacaan orang lain atau kaset dan dilakukan berulangulang
sampai mendapat erti yang terkandung dalam ayat tersebut.
Mempelajari secara
terperinci susunan kata, konteks kalimah, erti yang terkandung, sebab turunnya
(asbabun nuzul), i'rab sampai
betul-betul memahami seluk-beluk ayat tersebut dan berbagai sudut pandang.
Memahami konteks ayat dengan
keadaan semasa.
Merujuk kepada yang difahami
oleh para salafus solih terutama pemahaman para shahabat. Hal ini disebabkan
mereka lebih ahli dibanding Profesor Al-Quran terpintar dizaman ini pun, kerana
mereka mendapat petunjuk langsung dari Rasulullah saw. Oleh kerana itu, dari
aspek kesopanan dan aspek ilmiah, kita harus lebih mendahulukan pemahaman para
shahabat. Hal ini untuk mencegah agar Al-Quran tidak difahami sesuai dengan
hawa nafsu kita.
Mempelajari pendapat para
ahli tafsir yang memiliki ketinggian ilmiah.