Saturday 16 January 2021

BACALAH AL-QURAN

 

Dari kitab MUROTTALQURA'N

 

Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: "kerana kamu berdua memerintahkan anak kamu untuk mempelajari Al Quran".

 

Hadis diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilanya sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan disetujui oleh Adz Dzahabi. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (21872) dan Ad Darimi dalam Sunannya (3257)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang ada tanda-tanda bagi orang yang berakal. Iaitu orang-orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri atau

duduk atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi sambil berkata: Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka'' (Ali 'Imran: 190-191).

 

Rasullullah s.a.w bersabda: "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikir dan merenungkan kandungan ertinya"

 

"Maka mengapakah mereka tidak mau mentadabburi al-Qur'an? Apakah kerana hati mereka terkunci mati?" (QS 47:24)

 

"Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.".(Al-Israa':82)

 

"Dan apabila dibacakan Al quran, maka dengarkanlah baik-baik,

dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat".(QS. 7:204)

 

Dari Umar bin al Khatthab ra, (Riwayat Muslim). bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda

 

"Sesungguhnya Allah mengangkat (martabat) sebagian orang dan merendahkan sebahagian lainnya dengan sebab Al Qur'an."

 

Bukhari meriwayatkan dalam kitab sahihnya dari Uthman r.a. bahawa Nabi Muhammad Saw bersabda:

"Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya".

 

Dari kitab Mafaatiihu Li at-Ta’ammuli ma’al-Qur’an

 

"Maka mengapakah mereka tidak mau mentadabburi al-Qur'an? Apakah kerana hati mereka terkunci mati?" (QS 47:24)

 

Ada beberapa tahap agar kita mampu untuk memahami dan mampu berinteraksi dengan Al-Quran.

 

    Memperhatikan adab tilawah.

 

    Membaca satu surat, satu juz, atau satu ruku’ dengan perlahan- lahan, khusyu’, tadabbur dan penuh penghayatan. Tidak mementingkan target dalam satu hari harus selesai satu surat, satu juz atau beberapa lembar.

 

    Memperhatikan dan merenungi satu ayat, diperdalam untuk mendapatkan erti yang terkandung dalam ayat tersebut, dengan cara dibaca dengan penuh perasaan dan penghayatan, mendengarkan dari bacaan orang lain atau kaset dan dilakukan berulang­ulang sampai mendapat erti yang terkandung dalam ayat tersebut.

 

    Mempelajari secara terperinci susunan kata, konteks kalimah, erti yang terkandung, sebab turunnya (asbabun nuzul), i'rab  sampai betul-betul memahami seluk-beluk ayat tersebut dan berbagai sudut pandang.

 

    Memahami konteks ayat dengan keadaan semasa.

 

    Merujuk kepada yang difahami oleh para salafus solih terutama pemahaman para shahabat. Hal ini disebabkan mereka lebih ahli dibanding Profesor Al-Quran terpintar dizaman ini pun, kerana mereka mendapat petunjuk langsung dari Rasulullah saw. Oleh kerana itu, dari aspek kesopanan dan aspek ilmiah, kita harus lebih mendahulukan pemahaman para shahabat. Hal ini untuk mencegah agar Al-Quran tidak difahami sesuai dengan hawa nafsu kita.

 

    Mempelajari pendapat para ahli tafsir yang memiliki ketinggian ilmiah.