Wednesday 17 March 2021

PESANAN IBNUL ARABI

 Imam Ibnul 'Arabi berkata: "Keadilan antara seorang hamba dan Robbnya adalah mendahulukan hak Allah atas bahagian dirinya, mendahulukan keredhaan-Nya atas hawa nafsunya, menjauhi larangan-larangan Nya, dan melaksanakan perintah-perintah Nya. Adapun keadilan antara seorang hamba dengan dirinya adalah mencegah dirinya dari perkara-perkara  yang mencelakakannya, sebagaimana firman Allah ' عزّوجلّ:


وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى


'Dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya' (A-Nazi'at [: 40)

Syeikh Al-'Allamah Abdul Muhsin bin Hamd Al-'Abbad  berkata: "Sungguh telah datang syari'at Islam menjelaskan hak setiap pemilik hal di dalam kehidupan dan selepas kematian, dan memerintahkan agar hak-hak tersebut ditunaikan dengan sempurna. Sungguh syari'at Islam telah datang menjelaskan hak-hak suami dan isteri atas pasangannya, hak-hak orang tua atas anak-anaknya, hak-hak anak-anak atas
orang tua mereka, hak-hak kerabat atas kerabatnya, hak-hak tetangga atas tetangganya, hak-hak teman atas temannya, hak-hak sahabat atas sahabatnya, hak-hak orang-orang fakir atas orang-orang kaya, hak-hak kaum muslimin atas kaum muslimin secara umum, dan di antara ayat-ayat yang mulia yang meliputi atas perintah terhadap kaum muslimin agar menunaikan hak-hak kepada para pemiliknya adalah ayat Huququl Asyroh (sepuluh hak):


وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُوراً

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibubapa, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (An-Nisa' : 36)." 

(al-'Adlu fi Syari'atil Islam wa Laisa fi Demokratiah al-Maz'umah)

Maka di dalam ayat di atas Allah telah mewajibkan ditunaikannya hak-hak semuanya, seperti:

 Hak Allah عزّوجلّ, dengan cara beribadah hanya kepada-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya; 

hak Rasul-Nya صلي الله عليه وسلم, dengan cara mentaati, mengikuti, dan mencintai beliau صلي الله عليه وسلم; 

hak kedua orang tua, dengan cara berbakti dan berbuat baik kepada mereka; 

hak kerabat, dengan cara menyambung dan menjaga silaturrahmi serta berbuat baik kepada mereka;

 hak anak-anak yatim, dengan cara berbuat baik kepada mereka, mendidik mereka di atas kebaikan, dan menjaga harta benda mereka; 

hak orang-orang miskin, dengan cara memberikan zakat harta kepada mereka untuk membantunya; 

hak tetangga, dengan cara berbuat baik dan tidak menyakitinya;

 hak teman dan kawan dalam perjalanan; 

hak ibnu sabil, iaitu orang-orang yang sedang melakukan perjalanan jauh dan tidak dapat meneruskan perjalanan kerana tidak memiliki bekal cukup untuk sampai ke tempat tujuan;

 hak budak, dengan cara berinfaq kepada mereka dan tidak membebani dia dengan pekerjaan-pekerjaan yang memberatkan.